Penggunaan kondom salah satunya bertujuan sebagai alat kontrasepsi dan
untuk mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS) ketika
berhubungan intim. Namun rupanya kondom tak mempan untuk mencegah
penularan virus HIV/AIDS. Sebab pori-pori kondom lebih besar dari virus
HIV/AIDS.
Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam kondisi normal dan
membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV
hanya 1/250 mikron. Sehingga virus HIV dapat menembus pori-pori kondom.
Karena itu Kepala Puskemas Bengkuring dr Hj Ratri Nugrahaningsih MARS
menyarankan agar tidak berganti-ganti pasangan. Dijelaskannya, fenomena
penderita HIV/AIDS ibarat gunung es. Yang diketahui hanya beberapa.
Namun sebenarnya yang sudah terjangkit jauh lebih banyak tetapi tidak
diketahui baik oleh penderita, maupun orang yang ada di sekitar
penderita tersebut.
Karena itu, siapapun wajib waspada dan tidak “jajan” di tempat
sembarangan. Hal itu bertujuan agar warga tidak terjangkit penyakit yang
belum ditemukan obatnya tersebut. Untuk mencegah dan mengurangi
penderita virus mematikan ini, Ratri melakukan penyuluhan dan
pemeriksaan rutin pada tempat-tempat yang diduga menajadi lokasi paling
berpotensi terjangkit penyakit tersebut. Seperti di lokalisasi.
Namun ada kendala yang ditemui Ratri ketika mengadakan penjaringan atau
pemeriksaan terhadap warga di daerah khusus yang diduga sangat
memungkinkan terjangkit HIV/AIDS. Banyak warga menolak diperiksa karena
merasa takut divonis HIV/AIDS. Sebab jika hasilnya positif, maka si
penderita takut akan dijauhi.
“Budaya kita belum menerima orang penderita HIV/AIDS. Padahal penyakit
ini hanya bisa menular kalau berhubungan badan, menggunakan jarum suntik
bergantian. Kalau hanya bersentuhan kulit seperti bersalaman itu tidak
apa-apa,” katanya.
Untuk sementara, Puskesmas Bengkuring sudah menangani sekitar tiga
penderita HIV/AIDS. Pembinaan dan pengobatan terus dilakukan agar
penderita tersebut bisa bertahan hidup. Khusus untuk perempuan yang
bekerja di lokalisasi dan positif terjangkit HIV/AIDS diminta tidak lagi
melayani tamu.
"Kami beri perlakuan khusus bagi mereka yang sudah terjangkit. Kita
terus menjaring dengan sistem jemput bola agar tidak menjangkit yang
lain," pungkasnya. (sal/nin) (dikutip dari Samarinda Pos 5 Maret 2014)
Kondom Tak Mempan Cegah HIV/AIDS Fenomena Gunung Es, Penderita Banyak Belum Terungkap
Rabu, 07 Mei 2014
Diposting oleh dhito dwi pramardika di 11.26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar