TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kondom Tak Mempan Cegah HIV/AIDS Fenomena Gunung Es, Penderita Banyak Belum Terungkap

Rabu, 07 Mei 2014

Penggunaan kondom salah satunya bertujuan sebagai alat kontrasepsi dan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual (PMS) ketika berhubungan intim. Namun rupanya kondom tak mempan untuk mencegah penularan virus HIV/AIDS. Sebab pori-pori kondom lebih besar dari virus HIV/AIDS.
Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam kondisi normal dan membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV hanya 1/250 mikron. Sehingga virus HIV dapat menembus pori-pori kondom.
Karena itu Kepala Puskemas Bengkuring dr Hj Ratri Nugrahaningsih MARS menyarankan agar tidak berganti-ganti pasangan. Dijelaskannya, fenomena penderita HIV/AIDS ibarat gunung es. Yang diketahui hanya beberapa. Namun sebenarnya yang sudah terjangkit jauh lebih banyak tetapi tidak diketahui baik oleh penderita, maupun orang yang ada di sekitar penderita tersebut.
Karena itu, siapapun wajib waspada dan tidak “jajan” di tempat sembarangan. Hal itu bertujuan agar warga tidak terjangkit penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut. Untuk mencegah dan mengurangi penderita virus mematikan ini, Ratri melakukan penyuluhan dan pemeriksaan rutin pada tempat-tempat yang diduga menajadi lokasi paling berpotensi terjangkit penyakit tersebut. Seperti di lokalisasi.
Namun ada kendala yang ditemui Ratri ketika mengadakan penjaringan atau pemeriksaan terhadap warga di daerah khusus yang diduga sangat memungkinkan terjangkit HIV/AIDS. Banyak warga menolak diperiksa karena merasa takut divonis HIV/AIDS. Sebab jika hasilnya positif, maka si penderita takut akan dijauhi.
“Budaya kita belum menerima orang penderita HIV/AIDS. Padahal penyakit ini hanya bisa menular kalau berhubungan badan, menggunakan jarum suntik bergantian. Kalau hanya bersentuhan kulit seperti bersalaman itu tidak apa-apa,” katanya.
Untuk sementara, Puskesmas Bengkuring sudah menangani sekitar tiga penderita HIV/AIDS. Pembinaan dan pengobatan terus dilakukan agar penderita tersebut bisa bertahan hidup. Khusus untuk perempuan yang bekerja di lokalisasi dan positif terjangkit HIV/AIDS diminta tidak lagi melayani tamu.
"Kami beri perlakuan khusus bagi mereka yang sudah terjangkit. Kita terus menjaring dengan sistem jemput bola agar tidak menjangkit yang lain," pungkasnya. (sal/nin) (dikutip dari Samarinda Pos 5 Maret 2014)

0 komentar: